Senin, 17 Februari 2014

Mengubah Nasib

Kita kadang berpikir bahwa hidup itu gak adil, kadang kala kita berpikir untuk mengubah nasib, mulai dari hal yang positif seperti belajar, sampai ke arah yang negatif dengan pergi ke dukun, dsb.

Tapi, mengubah nasib harus di dasari oleh yang paling dasar, berikut adalah cara mengubah nasib dengan hal yang positif:

1. Perilaku dan Ucapan yang selalu jujur, yang selalu berisikan kebaikan.
Jika perilaku dan ucapan kita selalu jujur, maka hidup kita akan jauh dari ketakutan dan kecemasan. Apalagi jika perilaku dan ucapan kita baik, maka kita bisa dipercaya dan orang lain akan senang terhadap kita.

2. Pikiran yang selalu diarahkan dengan baik. 
Mengembangkan pikiran yang baik senantiasa, menghasilkan pola pikir yang baik, yang membuat kita akan bisa melihat berbagai hal dari segi positif.
Pikiran yang diisi dengan cinta kasih, akan membuat banyak makhluk / orang senang dengan keberadaan kita.
Sebagai mahluk sosial, tentu kita selalu membutuhkan dukungan orang lain untuk mencapai kesuksesan dalam hidup. Maka dengan perilaku, ucapan dan pikiran yang baik, semakin banyak orang senang dan mendukung kita, maka nasib kita pun akan berubah menjadi semakin baik.

3. Bersabar..
Kunci selanjutnya adalah bersabar.. Dalam hukum kamma, apa yang kita tanam, itulah yang akan kita petik.. Pasti demikian adanya. Hanya saja, segala sesuatu itu perlu proses, dari benih hingga berbuah, tentu perlu waktu..
Banyak orang yang lupa akan hal ini. Setelah berbuat baik beberapa saat, kok ya nasib belum berubah, kemudian putus asa dan berhenti.
Kadang lupa, kita baru menjadi baik setahun belakangan ini, tapi sebelumnya sudah banyak melakukan kesalahan selama puluhan tahun..
Bersabar itu sangat penting, dan suatu saat buah yang seharusnya milik anda itu akan datang juga.

4. Kerelaan
Nasib dapat berubah menjadi lebih baik dan bahagia dengan mengembangkan kerelaan. Kerelaan bisa dipraktekkan dalam banyak bentuk. Kerelaan materi sebagai latihan dasar misalnya berdana makanan, pakaian serta materi lainnya. Kerelaan materi ini dilanjutkan dengan kerelaan yang bukan materi yaitu mampu  memaafkan, menerima kenyataan sebagaimana adanya..

Semoga artikel ini bermanfaat, semoga semua makhluk berbahagia.
Salam dari gue,


@FlorenciaaLiem

dikutip dari: -Artikel Budhist- dengan perubahan :)