Sisy terbang ke Amerika, ingin membuang kenangan-kenangan busuk yang pernah terjadi di Indonesia, tentang Chris, Yoga, serta Radit. Memulai hidup baru, meneruskan pendidikan kuliah design disana. Sisy hanya berharap, di Amerika, ia dapat menjadi seorang desaigner sukses dan terkenal, dan hidup tanpa kesedihan pahit-pahit masa lalu. Tepatnya pagi ini, Sisysampai di Washinton DC, Ibukota Amerika Serikat, sesampainya dirumah baru, Sisy mencoba tidur, dan melupakan masa lalunya. Jika hidup Sisy diibaratkan, maka ibarat sebuah kertas dengan segala kejadian manis, diukir dengan tinta emas, maka kejadian-kejadian selama di Jakarta, seperti tinta hitam yang bocor, dan mengotori kertas itu, mengotori hidup Sisy, emmbuang-buang memory otak Sisy dengan percuma.
Sisy tertidur sejak jam 8 pagi, diiringi lagu 'Way Back Into Love' Hugh Grant and Haley Bennett, setelah beberapa saat tiba dirumah barunya. Hari ini Sisy boleh tidur semaunya, tapi, jangan harap besok bisa. Sisy bangun jam 3 sore waktu setempat , menonotn TV dan menikmatinya, Sisy memainkan tab-nya, dan begadang hingga pukul 4 pagi, dan tertidur. Rumah yang ditempati Sisy saat ini lumayan besar untuk ditinggali dirinya sendiri, perabotannya pun sudah diberikan pemilik sebelumnya, Sisy hanya perlu membawa diri, dan keperluan pribadinya.
Sisy seorang anak orang kaya, yang entah kenapa, menurut Sisy, hidupnya hancur karena cinta, SIsy mengalami 'Galau Akut'. Beruntungnya, karena dia anak seorang kaya, dia bebas memilih apapun, memlih melupakan masa lalu, dengan berpindah ke Amerika.
Esok paginya, Sisy bangun kesiangan, ia punya kuliah pagi, jam 10 hari ini, sekrang sudah pukul 9 lewat 45 menit, Sisy tidak punya waktu banyak untuk sarapan, serta mandi, Sisy hanya cuci muka, dan ganti baju, dan nekat pergi kekampus. Mobil Ferari purple-pink meluncur keluar dari garasi rumahnya, emnuju kampus dengan kecepatan lumayan tinggi. Wajah Sisy hanya berlapis bedak, eye shadow soft-pink, dan lipstick sof-pink., rambutnya dibiarkan teruari dengan warna hitam kecoklatan, wajahnya yang asiatis dengan mata coklat cerah, dan bibir yang merah mawar pemberian sang ibu, yang berasal dari Amerika menambah kecantikan Sisy.
Sisy sampai kampus jam 10 lewat 10, SIsy telat 10 menit, berharap kelas ngaret seperti di Indonesia. Belum lagi masuk kek kelasnya yang cukup jauh dilantai 3, untungnya, saat pendaftaran Sisy sudah menghafal ruang kelas-nya. Saat berjalan, Sisy menabrak seseorang, brukk..."Sorry-sorry, I'm sorry, I'm so hastily" Sisy berbicara, tanpa menatap lelaki itu, karena ia sibuk membereskan bukunya yang berserakan. Lelaki tampan itu memandang Sisy terkesima, dan penuh harap, hanya sekedar untuk bertemu lagi, ataupun menjadi miliknya, 'cinta pada pandangan pertama'.
"Pandangan pertama bisa membuatmu perlahan namun pasti."
Lelaki itu memandang Sisy hingga menghilang dari sudut pandang mata, lelaki itu tersadar saat temannya menepuk bahunya "Woi Dit! ngapin lo bengong gitu? naksir ya? " Ledek Gio " Eh, enak aja, hehehe bisa aja lo Gi!" mulut Radit mengelak, tapi hatinya tidak. "Hahaha, sampe iya, gimana lo? Ayook ah, udah telat nih!" "Ayokk ayokk~!" Balas Radit cepat, mengalihkan pembicaraan. Mereka kembali memasang headset mereka, dan berlari-lari kecil menuju kelas Multimedia.
Gi, Gio. Teman satu kelas Radit, sama-sama berasal dari Indonesia. Radit yang mempunyai darah Amerika dari neneknya, terlihat sedikit bule. Sedangkan Gio, memiliki darah Indo-Spanyol. Bersama-sama masuk kelas Multimedia, dikampus yang sama pula dengan Sisy.
24/04/13
-Florencia Chandrika Halim @MeiMeiHalim on twitter -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Thanks for comment!
Leave your well comment! :)